Hubungan Teori Evolusi dengan Ilmu Psikologi

Halo good people
Kali ini saya akan menganalisis tentang “ Hubungan Teori Evolusi dengan Ilmu Psikologi”
Boyo main yoyo
Yo Ayo...




Secara umum istilah evolusi mengandung dua makna. Makna umum dan agak longgarnya menunjuk pada suatu perkembangan yang teratur/tertib. Sedangkan makna yang lebih spesifik menunjuk pada suatu proses yang dengannya bentuk-bentuk tumbuhan dan hewan sudah berkembang melalui pewarisan, dengan sejumlah modifikasi dari bentuk awalnya (Arthur S. Reber & Emily S. Reber, 2010, 334).
Istilah evolusi mengacu pada perubahan secara perlahan dari organism dalam kurun waktu tertentu. Teori ini dicetuskan oleh Charles Darwin dan juga Alfred Wallace.


Teori evolusi Darwin tentang seleksi alam itu menyatakan bahwa sifat-sifat suatu organisme yang membantunya bertahan hidup dan bereproduksi itu lebih berkemungkinan untuk diwariskan ke generasi-generasi berikutnya. Darwin berpandangan, mungkin tak ada alasan untuk membedakan antara mekanisme yang menyeleksi sifat-sifat dan perilaku-perilaku di kerajaan binatang dan mekanisme yang menyeleksi unsur-unsur yang terdapat pada manusia. 
Darwin menganggap bahwa pikiran dan perilaku manusia merupakan produk dari tubuh, sehingga juga merupakan subyek proses seleksi alam. sesudah On the Origin of Species, Darwin menulis dua buku mengenai psikologi: The Descent of Man (1871) dan The Expression of the Emotions in Man and Animals (1872). Walau dua bukunya ini tampak menekankan manusia, pada dasarnya ia masih seorang biolog alam yang melaporkan observasi-observasi. Supaya psikologi menjadi sains, dibutuhkan teknik-teknik, pengukuran-pengukuran, dan eksperimen-eksperimen baru untuk menguji hipotesis-hipotesis mengenai pikiran dan perilaku. Sejumlah ilmuwan lain sepeninggal dialah yang menyambut tantangan Darwin untuk menempa ilmu baru ini.
Kaitan dengan Psikologi
Jadi, psikologi telah lahir. Namun kemudian, ada pula cendekiawan-cendekiawan yang menentang pandangan bahwa psikologi manusia bisa dijelaskan dan diprediksi oleh proses-proses teratur yang bisa diukur. Bahkan Alfred Russell Wallace (1823-1913), yang juga turut menjadi penemu [teori] seleksi alam, menolak ide tersebut.
Seperti Darwin, Wallace setuju bahwa tubuh manusia berkembang. Namun, ia berpandangan bahwa Homo Sapiens memiliki "sesuatu yang bukan berasal dari hewan leluhurnya--suatu hakikat atau esensi spiritual ... [yang] hanya bisa mendapatkan penjelasan di semesta Spirit yang tak terlihat." Wallace tidak mau menerima bahwa rumitnya pikiran manusia modern bisa timbul dengan cara yang serupa sebagaimana sistem biologis lainnya berkembang.
Bagaimana tanggapan Darwin? Ketika Wallace menerbitkan pandangannya itu pada tahun 1869, Darwin menulis kepada dia: "Saya bertolak belakang dengan Anda; saya berpandangan, kita tidak perlu mencari suatu penyebab tambahan atau pun suatu kekuatan adikodrati perihal Manusia ... Saya harap Anda belum membunuh anak saya dan anak Anda sendiri." (Anak yang disebut Darwin ini adalah teori seleksi alam. Teori ini akan menjadi perangsang bagi pertumbuhan psikologi sebagai sebuah sains baru.)
Psikologi yang mengadopsi pisau perspektif Darwin, dikenal dengan psikologi evolusioner. Ia adalah sebuah pendekatan baru dalam disiplin psikologi yang kira-kira berkembang pada tahun 80an, dikembangkan oleh pasangan suami istri Cosmides dan Tooby dari University of’8 California. Perkembangan psikologi evolusioner sangat dipengaruhi oleh perkembangan pesat dalam disiplin neurosains dan kognitif yang memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang otak manusia.

Psikolog evolusioner berusaha menjawab permasalah psikologis dengan menggunakan perspektif evolusi. Berusaha mendamaikan pengaruh bawaan gen (nature) dan pengaruh lingkungan(nurture) pada perilaku manusia. Tidak semua tindakan dikendalikan oleh gen, tapi tidak ada satupun perilaku yang tidak melibatkan sel otak. Psikologi, khususnya di Indonesia, seringkali mengabaikan fakta ini. Tapi, untuk keperluan pragmatis, pemahaman teoritis macam ini memang tak perlu.


Psikologi evolusioner adalah salah satu cabang baru dalam psikologi yang mencoba mempelajari potensi peran dari faktor genetis dalam beragam aspek dari perilaku manusia. Cabang baru dari psikologi ini menyatakan bahwa manusia, seperti makhluk hidup lainnya di planet bumi ini, telah mengalami proses evolusi biologis selama sejarah keberadaannya, dan dari hasil proses ini manusia sekarang memiliki sejumlah besar mekanisme psikologis yang merupakan hasil evolusi yang membantu manusia untuk tetap hidup atau mempertahankan keberadaannya. Dalam kajian percobaan prediksi teoretis, psikologi evolusioner telah memberikan penemuan dalam topik-topik, antara lain pola pernikahan, persepsi kecantikan, kecerdasan, dan lain-lain. Akar sejarah dari psikologi evolusioner adalah teori seleksi alam Charles Darwin.

Sumber :


Komentar